Berawal dari sebuah komunitas “Nebengers” di Twitter pada bulan Desember 2011 yang memiliki tujuan agar para pemilik kendaraab yang memiliki kursi kosong di kendaraannya mau menawarkan perjalanan kepada orang lain yang memiliki tujuan yang sama.
Mungkin untuk sebagian orang memberikan tumpangan
pada orang asing apalagi di media sosial itu menyeramkan, tetapi menurut Andreas
Swasti dan Putri Sentanu Co-Founder
dan CEO dari Nebengers tidak
berpikir seperti itu.
Komunitas Nebengers dibentuk untuk memberikan
alternatif atau solusi terhadap masalah transportasi yang ada sehingga sosial
media tidak hanya digunakan untuk mengeluh kemacetan atau masalah lain mengenai
transportasi tetpai juga sebagai solusi bagi permasalah tersebut.
Untuk saat ini akun Nebengers sudah memiliki 93.800
pengikut. Anggotanya untuk saat ini berasal dari Bandung, Jabodetabek, Bali,
Medan sampai Makasar. Karena komunitas ini semain besar, sehingga interaksi
untuk memberi dan mencari tebengan menjadi sulit, lebih tepatnya menjadi tidak
efektif lagi.
Untuk itu Nebengers pun meluncurkan aplikasi mobile
pada 7 Agustus 2013. Dengan adanya aplikasi ini mencari atau memberi tebengan
menjadi lebih mudah. Untuk masalah keamanan nya, setiap pengguna yang mendownload
aplikasi Nebengers harus registrasi terlebih dahulu menggunakan identitas diri
atau SIM yang masih berlaku.
Komunitas Nebengers ini tidak hanya memberi kursi
kosong saja tetapi berbagi info lowongan pekerjaan, pertemanan dan membangun
relasi bahkan ada yang mendapatkan pasangan.
Untuk kedepannya mengharapkan aplikasi ini
terintegrasi dengan jadwal transportasi publik. Karena menebeng tidak harus
sampai tempat tujuan yang penting searah dengan pemberi tumpangan dan bisa
berhenti di tempat transportasi umum.
Comments
Post a Comment